Ali Bin Abi Thalib seorang yang banyak ilmunya, baik mengenai rahasia ketuhanan (alim rabbani), maupun mengenai segala persoalan Islam dan umum. Bagaimana alimnya Imam Ali, diterangkan dalam sebuah hadits Nabi saw yang berbunyi : ‘Aku kota ilmu dan Ali pintunya’. Tatkala hadits ini didengar oleh golongan Khawarij, mereka menjadi dengki dan cemburu terhadap Imam Ali. Bermufakatlah sepuluh orang alimnya masing-masing hendak bertanya satu persoalan, untuk menguji apakah Imam Ali betul-betul alim seperti dikatakan Nabi saw.
Khawarij : Manakah yang lebih utama, ilmu atau harta ?
Imam Ali : Ilmu lebih utama daripada harta karena ilmu itu pusaka nabi-nabi, sedang harta, pusaka Qarun, Syaddad dan Firaun.
Khawarij : Manakah yang lebih utama, ilmu atau harta ?
Imam Ali : Ilmu, karena ilmu memelihara engkau, sedangkan harta, engkaulah yang harus memeliharanya.
Khawarij : Manakah yang lebih utama, ilmu atau harta ?
Imam Ali : Ilmu, karena harta makin dikeluarkan makin berkurang, sedang ilmu makin dikeluarkan makin bertambah.
Khawarij : Manakah yang lebih utama, ilmu atau harta ?
Imam Ali : Ilmu, karena orang punya harta kadang-kadang dapat dipanggil dengan nama kikir dan khizit, sedangkan orang yang punya ilmu selalu dipanggil dengan nama megah dan mulia.
Khawarij : Manakah yang lebih utama, ilmu atau harta ?
Imam Ali : Ilmu, karena harta banyak pencurinya dan ilmu tidak ada pencurinya.
Khawarij : Manakah yang lebih utama, ilmu atau harta ?
Imam Ali : Ilmu, karena orang yang punya harta dihisab pada hari kiamat, sedang orang yang punya ilmu diberi syafaat di hari kiamat.
Khawarij : Manakah yang lebih utama, ilmu atau harta ?
Imam Ali : Ilmu, karena harta bisa habis karena lama masanya, sedang ilmu tidak bisa habis meskipun tidak ditambah.
Khawarij : Manakah yang lebih utama, ilmu atau harta ?
Imam Ali : Ilmu, karena ilmu membuat hati yang punya terang berderang, sedangkan harta membuat kasar hati yang punya.
Khawarij : Manakah yang lebih utama, ilmu atau harta ?
Imam Ali : Ilmu, sebab orang yang mempunyai ilmu termasuk ubudiyah, yang diberi pahala oleh Tuhan, sedangkan orang mempunyai harta termasuk rubudiyah.