Posted by
One_Esc on
Tuesday, October 23, 2018
Strategi
Perjuangan Bangsa Indonesia Melawan
Kolonialisme Barat Sebelum Dan Sesudah Abad Ke-20
A. Pendahuluan
Bangsa
Indonesia adalah bangsa yang besar dengan kerajaan terdahulu yang berkuasa,
namun kejayaan itu semua hilang ketika para penjajah datang. Penjajah datang
semula datang dengan berniat baik, dan diterima masyarakat, namun lama kelamaan
kedatangan mereka yang semula hanya untuk berdagang, berubah seiring
perkembangannya, mereka tidak hanya melakukan perdagangan dengan masyarakat
local tetapi juga memonopoli perdagangan serta lambat laun juga mereka
mengambil ahli pemerintahan, mulai dari masa voc sampai tanam paksa.
Penetrasi
kekuasaan kolonial Belanda yang tidak hanya dibidang ekonomi, tetapi juga
kebidang sosial-budaya, sampai kebidang politik bahkan bidang agama. Karena
berbagai penetrasi yang mendalam yang dilakukan kolonial belanda ini lah
membuat reaksi dari rakyat, dan melakukan pergerakan bahkan menggunakan
senjata, timbul para pemuka-pemuka dari tokoh daerah untuk melakukan pergerakan
terhadap kolonial Belanda. pergerakan yang dilakukan oleh rakyat berlangsung
sangat lama, dan dengan pola dan bentuk yang berkembang disetiap zamannya,
untuk itulah pembahasan ini dibuat untuk mengetahui bagaimana pergerakan yang
dilakukan melawan kolonial. dan bagaimana pergerakan rakyat sebelum abad 20
yang masih bersifat kedaerahan dan bagaimana perkembangan pergerakan setelah
abad 20 yang sudah ada kesadaran dari pergerakan rakyat yang mengenal
organisasi.
B. Perlawanan bangsa Indonesia sebelum abad 20
Perlawanan
sebelum abad 20 merupakan rangkaian yang panjang perlawanan rakyat dengan
berbagai bentuk, semua perlawanan memberikan bukti akan kegigihan bangsa
Indonesia melawan penjajahan. Perlawanan
yang dilakukan rakyat Indonesia sebelum abad 20 yaitu masih bersifat
tradisionaliltis, kedaerahan, belum adanya integrasi, serta perlawanan digerakan oleh seorang
pemimpin.
Penjajahan
yang dilakukan oleh kolonial belanda yang tidak hanya membuat rakyat tertekan
secara ekonomi tetapi juga secara politik juga mengakibatkan rakyat melakukan
perlawanan melalui perang walau alat yang digunakan hanya alat tradisional.
Perlawanan yang dilakukan pun masih kedaerahan dimana perlawanan dilakukan
secara daerah-daerah tanpa adanya penyatuan dari setiap daerah dengan daerah
yang lain. Perlawanan secara kedaerahan ini mengakibatkan tidaknya adanya integrasi bangsa, perlawanan yang dilakukan
secara daerah ini mengakibatkan tidak efektif karena tidak adanya kesadaran
integrasi ini kekuatan terpecah-pecah.
Perlawanan
yang dilakukan secara kedaerahan ini membuat penjajah dengan mudah meredam
semua bentuk perlawanan. Perlawanan terhadap penjajah sudah dimulai sejak abad
16 yang dilakukan melawan penjajah seperti perlawanan Sultan Baabullah di
ternate, Dipati Unus di malaka, panglima Fatahillah di jawa barat, Sultan
Iskandar Muda di Aceh, Sultan Agung di Batavia, yang melawan portugis kemudian
Indonesia pada tahun 1602 perlawanan ditunjukan untuk melawan VOC, yang
dilakukan oleh Sultan Agung di Batavia, Sultan Ageng Tirtayasa di banten,
Sultan Hasanudin di Makassar. Meski terus mengalami kegagalan dalam melakukan
perlawanan terhadap penjajahan perlawanan tetap dilakukan pada abad ke-19
dimana perlawanan ditujuhkan untuk Kolonial Belanda seperti perlawanan rakyat
Maluku, perang padri, perang Diponegoro.perang Aceh.
Aksi-aksi perlawanan dilakukan para
pejuang untuk mengusir penjajah, terus dilakukan meski mengalami kegagalan
hingga akhirnya muncul pergerakan yang bersifat Nasional, perlawanan yang
bersifat nasional inilah yang kemudian membangkitkan semangat perjuangan secara
menyeluruh untuk mengusir penjajah.
C. Perlawanan bangsa Indonesia setelah abad 20
Perjuangan
bangsa Indonesia melawan tidak berhenti,
perjuangan dilakukan juga dilakukan setelah abad 20, perlawanan ditandai dengan
dibentuk organisasi Boedi Oetomo pada 1908. Meski sebuah organisasi yang
bergerak di bidang sosial, ekonomi dan budaya namun organisasi ini telah
membangun bangsa Indonesia dan membuat pergerakan perlawanan terhadap para
penjajah mengalami perubahan dari perlawanan sebelum-sebelumnya.
Perlawanan bangsa Indonesia memasuki abad 20 yakni
:
ü
Munculnya
kesadaran nasional untuk melawan penjajah, jika sebelum abad 20 perlawanan
bersifat kedaerahan memasuki abad 20 sudah ada integrasi bangsa.
ü
Perjuangan
dilakukan secara organisasi, dengan dibentuknya berbagai organisasi
ü
Perjuangan
tidaknya tergantung pada seorang pemimpin yang memilki kharismatik tetapi sudah
secara kaderisasi.
ü
Perjuangan
dilakukan secara politik dimana telah muncul para kaum terpelajar yang melawan
secara diplomatic.
ü
Perlawanan
sudah modern yang dilakukan tidaknya secara nonkooperatif tetapi sudah secara
kooperatif
D. Perbedaan Perjuangan Rakyat Indonesia Sebelum dan
Sesudah Abad ke-20
1.
Sebelum
abad ke-20 perlawanan masih bersifat kedaerahan.
Masing-masing pemimpin mempertahankan wilayah kekuasaannya. Sesudah abad ke-20 sudah bersifat nasional,
yaitu perjuangan tidak lagi bersifat nasionalisme sempit, namun perjuangan
ditujukan untuk mencapai Indonesia Merdeka. Munculnya kata “Indonesia” sebagai
identitas bangsa menyatukan berbagai suku, agama, dan budaya yang ada di
Nusantara untuk bersatu padu mengusir penjajah.
2.
Sebelum
abad ke-20 perlawanan dipimpin oleh raja atau bangsawan.
Pangeran Diponegoro (bangsawan), Teuku Umar (bangsawan), Sultan Hasanuddin
(raja), Si Singamagaraja IX (raja). Karena perlawanan bertumpu pada kharisma
pemimpin, maka tatkala pemimpin tewas atau tertangkap, perlawanan akan
berhenti. Sesudah abad ke-20 perjuangan
dipimpin oleh golongan terpelajar (cendekiawan). Pemberian kesempatan bagi
pribumi untuk mengenyam pendidikan di sekolah-sekolah Belanda pada awal abad
ke-20 dimaksudkan untuk memperoleh tenaga kerja murah, namun justru melahirkan
golongan cendekiawan yang kemudian memimpin perjuangan melawan kolonialisme
Belanda. Mereka adalah Sutomo, Suardi Suryaningrat, Soekarno, Moh. Hatta,
Sahrir, dan lain-lain. Karena perjuangan melalui organisasi modern menerapkan
sistem kaderisasi, maka meski pemimpin tertangkap dan dipenjara, perlawanan
tetap berlanjut.
3.
Sebelum
abad ke-20 perjuangan berbentuk perlawanan fisik, melalui peperangan.
Pertempuran secara frontal menimbulkan banyak korban jiwa bagi kedua pihak. Sesudah abad ke-20 perjuangan melalui
organisasi pergerakan nasional. Upaya mencapai kemerdekaan dilakukan dengan
cara-cara modern, misalnya lewat media massa, demo, pemogokan buruh/pegawai,
atau mengirimkan wakil-wakil di dewan rakyat (volksraad), serta menggalang
dukungan politik dari dunia luar.
4.
Sebelum
abad ke-20 perlawanan berpusat di desa-desa atau di
pedalaman karena kota-kota yang merupakan pusat perniagaan dikuasai Belanda dan
didirikan benteng. Sesudah abad ke-20
pusat perjuangan di kota-kota. Organisasi
pergerakan yang berkedudukan di kota-kota besar melakukan kritik, agitasi
massa, dan menentang berbagai kebijakan pemerintah kolonial Belanda.