Posted by
One_Esc on
Monday, March 31, 2008
informasi ini penting banget terutama bagi kita baik yang muda maupun yang tua yang suka mengkonsumsi nata de coco dan jajanan lain yang ada di jalanan. semoga bermanfaat
HATI HATI DENGAN NATA DE COCO
Saya baru tahu kalau dari pupuk ZA (Zwavelzuur Amonia ? Belanda). Atau Ammonium Sulphate dapat untuk memproses Nata de coco ( padahal saya kerja di pabrik pupuk ini sudah puluhan tahun )
Ini ceritanya kemarin saya kebagian jaga stand di Agro & Food Expo di JCC. Persis di depan stand perusahaan saya adalah stand perusahaan minuman yang dikemas dalam gelas plastik: Ada rasa Orange, Kopi, Teh dan Nata de coco.
Selain jual minuman, dia juga jual bahan-bahan kimia (entah apa saja namanya saya lupa) tapi salah satunya adalah pupuk ZA. Sebenarnya saya heran juga apa korelasi minuman dengan bahan kimia tersebut?
Dapat dari mana dia pupuk ZA wong pabrik pupuk ZA satu-satunya di Indonesia hanya perusahaan tempat saya kerja. Ketika tahu di stand saya juga dipajang pupuk ZA, sang boss (cewek) mulai tanya2 kepada saya bahkan sempat
cerita rencana untuk mendirikan pabrik pupuk ZA. Sebagai seorang sales promotion yang baik tentu saya berusaha mencegah semampu saya agar dia mengurungkan niat untuk mendirikan pabrik tersebut. Tujuan saya cuma satu:
kamu enggak usah jadi pesaing saya beli saja dari saya. (Bener nggak?)
Singkat cerita setiap hari saya dapat jatah satu gelas gratis nata de coco
yang memang paling saya suka. Demi "hubungan baik" ketika expo bubar saya beli satu doz buat oleh-oleh anak saya di rumah. Nah ini yang baru saya sadari: setelah itu minuman habis dikeroyok oleh ketiga anak saya. Di malam harinya si bungsu mulai batuk2, pagi harinya suhu badannya meningkat frekuensi batuk semakin sering disertai bunyi nafas yang grok-grok.
Ketika email ini saya buka seorang teman yang juga membelikan oleh2 buat anaknya saya tanya kemungkinan mengalami hal seperti anak saya. Jawabnya sama persis si bungsunya (umurnya hampir sama dengan umur bungsu saya) juga mengalami hal yang sama. Be careful...
Saya sempat cross-check pada karyawan saya yang mempunyai usaha Nata de Coco, bahwa betul dipakainya bahan campuran pupuk ZA (Zink Amonia) untuk mempercepat proses fermentasi dengan takaran : 90 litre air@ 250 ml pupuk ZA.
Hal yang sama juga pernah saya alami dikeluarga saya. Anak saya 2-2nya pernah mengalami batuk parah sehabis menyantap Nata De Coco. Padahal kalau melihat kemasannya makanan itu diproduksi oleh pabrik dan memiliki
registrasi depkes segala. Sebelumnya saya tidak pernah curiga dengan makanan ini. Namun setelah mendapat email seperti di atas saya baru sadar. Sejak itu
saya tidak lagi memberikan makanan sembarangan ke mereka.
Tahukah anda bahwa:
1. Nata de coco merupakan hasil fermentasi air kelapa. Ini OK dan aman. Namun ternyata para pembuat Nata de coco mempercepat produksi dengan menambahkan pupuk ZA yang sebenarnya tidak layak untuk food production.
Perusahaan besar seperti Sari Coco dsb. Yang dijual di pasar grosir mengumpulkan produk dari pembuat nata de coco rumah tangga dan lalu mengemasnya menjadi menarik.
2. Siswa-siswa sebuah SMU swasta melakukan penelitian untuk mengukur kadar Vit. C dalam berbagai buah dan juga produk jadi berlabel "Vitamin C". Tes dilakukan dengan endophenol yang dari biru akan berubah putih jika ditetesi Vit. C alias asam karboksilat. Penemuan menunjukkan bahwa jeruk impor lebih banyak Vit. C dibandingkan jeruk lokal. Beberapa produk komersial seperti minuman kotak botol dsb ternyata memakai "sari rasa jeruk" Dan hampir tidak ada Vit. C sama sekali. Produk bubuk "N....sari" yang sangat terkenal sedikit lebih canggih. Mereka menambahkan asam karboksilat yang diduga menaikkan jumlah Vit sebagai kataalis. C. Artinya memang akhirnya Ada vit. C tapi bukan asli Vit. C. Jadi Vit. C aspal.
3. Es mambo. Ini industri rumah tangga bisa dari teh manis atau kacang hijau, santan, pandan, gula jawa, atau bahkan sirup. Banyak yang tidak memakai gula sama sekali namun dari sebuah produk sweetener kimia yang banyak dijual. Saya lupa namanya nama kasarnya biang gula.
4. Terasi berwarna merah karena diberi pewarna Rhodamin B yang seharusnya untuk tekstil. Rhodamin termasuk karsinogenik yang kuat. Dan hebatnya murah meriah. Tampaknya bukan ini saja banyak pembuat limun, sirup, permen, sosis,dan bahkan kemungkinan masakan kerang di warteg juga merah mengandung zat ini.
5. Hampir semua produk mie kering mengandung formal dehyde atawa formalin. Ini juga sering dipakai pada pembuatan tahu, bakso, sosis, dsb. ( Poin 4 dan 5 saya ambil dari artikel KOMPAS ).
6. Penjual bakso, soto (penjaja keliling) akibat dari harga cabe melambung, sambelnya menggunakan larutan kaca (bahan dasar semen) sebagai campuran supaya rasa pedas menggigit, (hati-hati kalau sambel anda cicipi sedikit namun pedasnya amit-amit, jika ditanya mereka bilang dicampur sedikit merica. Walau nanti harga cabe turun, kebiasaan yang buat untung besar akan terus dilakukan!
7. Hampir semua pedagang goreng-gorengan ( tempe, tahu, bakwan, pisang, dsb) menggunakan minyak bekas dengan kadar cholesterol berlipat ganda. Kupikir paling aman beli di pagi hari karena mungkin mereka baru menggorengnya. Ternyata Ada yang menyimpan kembali minyak kemaren sore dan menggunakannya di pagi hari, sami mawon! Atau anda harus cari langganan dan meyakinkan benar bahwa setiap pagi selalu minyak baru.
Oh dunia mengapa semakin kejam, orang tega meracuni orang lain demi keuntungan diri sendiri, mereka pikir lha wong nggak langsung mati aja!
Kind Regards,
LIa HAIruddin
sumber : diambil dari e-mail Dini M. Surdja
Palm Springs Golf & Beach Resort - Batam
HATI HATI DENGAN NATA DE COCO
Saya baru tahu kalau dari pupuk ZA (Zwavelzuur Amonia ? Belanda). Atau Ammonium Sulphate dapat untuk memproses Nata de coco ( padahal saya kerja di pabrik pupuk ini sudah puluhan tahun )
Ini ceritanya kemarin saya kebagian jaga stand di Agro & Food Expo di JCC. Persis di depan stand perusahaan saya adalah stand perusahaan minuman yang dikemas dalam gelas plastik: Ada rasa Orange, Kopi, Teh dan Nata de coco.
Selain jual minuman, dia juga jual bahan-bahan kimia (entah apa saja namanya saya lupa) tapi salah satunya adalah pupuk ZA. Sebenarnya saya heran juga apa korelasi minuman dengan bahan kimia tersebut?
Dapat dari mana dia pupuk ZA wong pabrik pupuk ZA satu-satunya di Indonesia hanya perusahaan tempat saya kerja. Ketika tahu di stand saya juga dipajang pupuk ZA, sang boss (cewek) mulai tanya2 kepada saya bahkan sempat
cerita rencana untuk mendirikan pabrik pupuk ZA. Sebagai seorang sales promotion yang baik tentu saya berusaha mencegah semampu saya agar dia mengurungkan niat untuk mendirikan pabrik tersebut. Tujuan saya cuma satu:
kamu enggak usah jadi pesaing saya beli saja dari saya. (Bener nggak?)
Singkat cerita setiap hari saya dapat jatah satu gelas gratis nata de coco
yang memang paling saya suka. Demi "hubungan baik" ketika expo bubar saya beli satu doz buat oleh-oleh anak saya di rumah. Nah ini yang baru saya sadari: setelah itu minuman habis dikeroyok oleh ketiga anak saya. Di malam harinya si bungsu mulai batuk2, pagi harinya suhu badannya meningkat frekuensi batuk semakin sering disertai bunyi nafas yang grok-grok.
Ketika email ini saya buka seorang teman yang juga membelikan oleh2 buat anaknya saya tanya kemungkinan mengalami hal seperti anak saya. Jawabnya sama persis si bungsunya (umurnya hampir sama dengan umur bungsu saya) juga mengalami hal yang sama. Be careful...
Saya sempat cross-check pada karyawan saya yang mempunyai usaha Nata de Coco, bahwa betul dipakainya bahan campuran pupuk ZA (Zink Amonia) untuk mempercepat proses fermentasi dengan takaran : 90 litre air@ 250 ml pupuk ZA.
Hal yang sama juga pernah saya alami dikeluarga saya. Anak saya 2-2nya pernah mengalami batuk parah sehabis menyantap Nata De Coco. Padahal kalau melihat kemasannya makanan itu diproduksi oleh pabrik dan memiliki
registrasi depkes segala. Sebelumnya saya tidak pernah curiga dengan makanan ini. Namun setelah mendapat email seperti di atas saya baru sadar. Sejak itu
saya tidak lagi memberikan makanan sembarangan ke mereka.
Tahukah anda bahwa:
1. Nata de coco merupakan hasil fermentasi air kelapa. Ini OK dan aman. Namun ternyata para pembuat Nata de coco mempercepat produksi dengan menambahkan pupuk ZA yang sebenarnya tidak layak untuk food production.
Perusahaan besar seperti Sari Coco dsb. Yang dijual di pasar grosir mengumpulkan produk dari pembuat nata de coco rumah tangga dan lalu mengemasnya menjadi menarik.
2. Siswa-siswa sebuah SMU swasta melakukan penelitian untuk mengukur kadar Vit. C dalam berbagai buah dan juga produk jadi berlabel "Vitamin C". Tes dilakukan dengan endophenol yang dari biru akan berubah putih jika ditetesi Vit. C alias asam karboksilat. Penemuan menunjukkan bahwa jeruk impor lebih banyak Vit. C dibandingkan jeruk lokal. Beberapa produk komersial seperti minuman kotak botol dsb ternyata memakai "sari rasa jeruk" Dan hampir tidak ada Vit. C sama sekali. Produk bubuk "N....sari" yang sangat terkenal sedikit lebih canggih. Mereka menambahkan asam karboksilat yang diduga menaikkan jumlah Vit sebagai kataalis. C. Artinya memang akhirnya Ada vit. C tapi bukan asli Vit. C. Jadi Vit. C aspal.
3. Es mambo. Ini industri rumah tangga bisa dari teh manis atau kacang hijau, santan, pandan, gula jawa, atau bahkan sirup. Banyak yang tidak memakai gula sama sekali namun dari sebuah produk sweetener kimia yang banyak dijual. Saya lupa namanya nama kasarnya biang gula.
4. Terasi berwarna merah karena diberi pewarna Rhodamin B yang seharusnya untuk tekstil. Rhodamin termasuk karsinogenik yang kuat. Dan hebatnya murah meriah. Tampaknya bukan ini saja banyak pembuat limun, sirup, permen, sosis,dan bahkan kemungkinan masakan kerang di warteg juga merah mengandung zat ini.
5. Hampir semua produk mie kering mengandung formal dehyde atawa formalin. Ini juga sering dipakai pada pembuatan tahu, bakso, sosis, dsb. ( Poin 4 dan 5 saya ambil dari artikel KOMPAS ).
6. Penjual bakso, soto (penjaja keliling) akibat dari harga cabe melambung, sambelnya menggunakan larutan kaca (bahan dasar semen) sebagai campuran supaya rasa pedas menggigit, (hati-hati kalau sambel anda cicipi sedikit namun pedasnya amit-amit, jika ditanya mereka bilang dicampur sedikit merica. Walau nanti harga cabe turun, kebiasaan yang buat untung besar akan terus dilakukan!
7. Hampir semua pedagang goreng-gorengan ( tempe, tahu, bakwan, pisang, dsb) menggunakan minyak bekas dengan kadar cholesterol berlipat ganda. Kupikir paling aman beli di pagi hari karena mungkin mereka baru menggorengnya. Ternyata Ada yang menyimpan kembali minyak kemaren sore dan menggunakannya di pagi hari, sami mawon! Atau anda harus cari langganan dan meyakinkan benar bahwa setiap pagi selalu minyak baru.
Oh dunia mengapa semakin kejam, orang tega meracuni orang lain demi keuntungan diri sendiri, mereka pikir lha wong nggak langsung mati aja!
Kind Regards,
LIa HAIruddin
sumber : diambil dari e-mail Dini M. Surdja
Palm Springs Golf & Beach Resort - Batam