Posted by
One_Esc on
Thursday, May 17, 2007
Sindrom asperger banyak disebut sebagai varian dari autisme yang lebih ringan. Para ahli mengatakan, pada penderita sindrom asperger memiliki kondisi struktural otak secara keseluruhan lebih baik dibandingkan penderita autisme.
Dokter spesialis anak konsultan neurologi dr Hardiono D Pusponegoro SpA(K) menuturkan, ciri-ciri anak asperger biasanya pintar, tapi agak aneh. Bisa saja si anak memiliki IQ 140, tapi tidak mau bergaul. Hobi membaca atau kolektor yang aneh-aneh. Kemudian, kemampuan matematikanya sangat baik dan ingatan kuat.
"Mereka juga mampu baca dan tulis tanpa diajar, misalnya hanya dari komik," papar Hardiono. Selain itu, biasanya mereka juga suka membaca dan hobi mengoleksi benda-benda. Anak asperger juga akan bicara tentang hal-hal yang disukainya terus-menerus, tanpa peduli orang yang diajak bicara sudah bosan atau tidak tertarik. Dia mencontohkan, salah seorang anak yang datang untuk berkonsultasi. Anak tersebut hanya menyukai buku catur. Setiap kata dari buku tersebut dapat diingat oleh anak tersebut.
Menurut Anne M Meduri MD, division of developmental pediatrics Alfred I duPont Hospital for Children Wilmington, jika dibandingkan dengan autisme, gejala asperger memang lebih sulit didiagnosis.
Sebab, secara keseluruhan anak-anak dengan sindrom asperger dapat berprilaku normal seperti anak lain. Prilaku yang terlihat "aneh", biasanya diterima sebagai sikap eksentrik saja. Berdasarkan Asperger Syndrome Coalition di Amerika Serikat, gejala-gejala dari sindrom asperger umumnya terdiagnosis setelah usia tiga tahun, yakni sekira usia 5-9 tahun. Padahal, semakin awal sindrom ini terdeteksi, maka kemungkinan untuk membantu kemampuan anak akan lebih baik dengan pendidikan khusus dan melatih sosialisasi.
Anne menjelaskan, hal ini terkait dengan masih terjadinya perkembangan pada otak. "Sesuai perkembangan otak, kalau kelainan itu diketahui lebih dini, bisa distimulasi atau diberi obat agar berkembang ke arah yang baik," ujar Anne.
Orangtua dihimbau jika melihat adanya gejala khusus sindrom asperger pada diri anaknya, maka segera mencari bantuan dokter anak sebagai langkah pertama. Kemudian, dokter akan mereferensikan bantuan para ahli atau spesialis yang dapat membantu orangtua mengevaluasi anak lebih lanjut.
Anne menuturkan, umumnya anak akan melewati evaluasi psikososial. Evaluasi ini juga meliputi kapan gejala itu mulai terlihat, perkembangan motorik dan kemampuan berbahasa, serta aspek-aspek kepribadian dan tingkah laku anak. Misalnya, kegiatan favorit maupun kebiasaan yang tidak umum.(ririn s/Sindo/ang)
diambil dari www.okezone.com
Dokter spesialis anak konsultan neurologi dr Hardiono D Pusponegoro SpA(K) menuturkan, ciri-ciri anak asperger biasanya pintar, tapi agak aneh. Bisa saja si anak memiliki IQ 140, tapi tidak mau bergaul. Hobi membaca atau kolektor yang aneh-aneh. Kemudian, kemampuan matematikanya sangat baik dan ingatan kuat.
"Mereka juga mampu baca dan tulis tanpa diajar, misalnya hanya dari komik," papar Hardiono. Selain itu, biasanya mereka juga suka membaca dan hobi mengoleksi benda-benda. Anak asperger juga akan bicara tentang hal-hal yang disukainya terus-menerus, tanpa peduli orang yang diajak bicara sudah bosan atau tidak tertarik. Dia mencontohkan, salah seorang anak yang datang untuk berkonsultasi. Anak tersebut hanya menyukai buku catur. Setiap kata dari buku tersebut dapat diingat oleh anak tersebut.
Menurut Anne M Meduri MD, division of developmental pediatrics Alfred I duPont Hospital for Children Wilmington, jika dibandingkan dengan autisme, gejala asperger memang lebih sulit didiagnosis.
Sebab, secara keseluruhan anak-anak dengan sindrom asperger dapat berprilaku normal seperti anak lain. Prilaku yang terlihat "aneh", biasanya diterima sebagai sikap eksentrik saja. Berdasarkan Asperger Syndrome Coalition di Amerika Serikat, gejala-gejala dari sindrom asperger umumnya terdiagnosis setelah usia tiga tahun, yakni sekira usia 5-9 tahun. Padahal, semakin awal sindrom ini terdeteksi, maka kemungkinan untuk membantu kemampuan anak akan lebih baik dengan pendidikan khusus dan melatih sosialisasi.
Anne menjelaskan, hal ini terkait dengan masih terjadinya perkembangan pada otak. "Sesuai perkembangan otak, kalau kelainan itu diketahui lebih dini, bisa distimulasi atau diberi obat agar berkembang ke arah yang baik," ujar Anne.
Orangtua dihimbau jika melihat adanya gejala khusus sindrom asperger pada diri anaknya, maka segera mencari bantuan dokter anak sebagai langkah pertama. Kemudian, dokter akan mereferensikan bantuan para ahli atau spesialis yang dapat membantu orangtua mengevaluasi anak lebih lanjut.
Anne menuturkan, umumnya anak akan melewati evaluasi psikososial. Evaluasi ini juga meliputi kapan gejala itu mulai terlihat, perkembangan motorik dan kemampuan berbahasa, serta aspek-aspek kepribadian dan tingkah laku anak. Misalnya, kegiatan favorit maupun kebiasaan yang tidak umum.(ririn s/Sindo/ang)
diambil dari www.okezone.com
Labels:
kesehatan
Thanks for reading Anak Sindrom Asperger Dibekali Intelegensi Tinggi. Please share...!