Posted by 
One_Esc on 
                              
Monday, February 4, 2019
Salju, Fenomena Alam yang Menakjubkan : Cintaku Sehangat Salju
Febdian Rusydi (Rijksuniversiteit Groningen)
SAAT ini di Eropa dan  wilayah utara bumi tengah musim dingin.Salah satu fenomena menarik saat  musim dingin adalah salju. Menjadi unik karena kristal-kristal es yang  lembut dan putih seperti kapas ini hanya hadir secara alami di negeri  empat musim atau di tempat-tempat yang sangat tinggi seperti puncak  gunung Jayawijaya di Papua. Kenapa salju secara alami tidak bisa hadir  di wilayah tropis seperti negeri kita?
kalau di negara kita saat ini terus menerus hujan... dan di eropa turun salju terus sampai semua aktivitas terhenti. bagaimanakah hal tersebut bisa terjadi khususnya kenapa salju hanya ada di eropa tidak di indonesia
Proses pembentukan salju  
Untuk menjawab itu, bisa  kita mulai dari proses terjadinya salju. Berawal dari uap air yang  berkumpul di atmosfer Bumi, kumpulan uap air mendingin sampai pada titik  kondensasi (yaitu temperatur di mana gas berubah bentuk menjadi cair  atau padat), kemudian menggumpal membentuk awan. Pada saat awal  pembentukan awan, massanya jauh lebih kecil daripada massa udara  sehingga awan tersebut mengapung di udara – persis seperti kayu balok  yang mengapung di atas permukaan air. Namun, setelah kumpulan uap terus  bertambah dan bergabung ke dalam awan tersebut, massanya juga bertambah,  sehingga pada suatu ketika udara tidak sanggup lagi menahannya. Awan  tersebut pecah dan partikel air pun jatuh ke Bumi.  
Partikel air yang jatuh  itu adalah air murni (belum terkotori oleh partikel lain). Air murni  tidak langsung membeku pada temperatur 0 derajat Celcius, karena pada  suhu tersebut terjadi perubahan fase dari cair ke padat. Untuk membuat  air murni beku dibutuhkan temperatur lebih rendah daripada 0 derajat  Celcius. Ini juga terjadi saat kita menjerang air, air menguap kalau  temperaturnya di atas 100 derajat Celcius karena pada 100 derajat  Celcius adalah perubahan fase dari cair ke uap. Untuk mempercepat  perubahan fase sebuah zat, biasanya ditambahkan zat-zat khusus, misalnya  garam dipakai untuk mempercepat fase pencairan es ke air.  
Biasanya temperatur  udara tepat di bawah awan adalah di bawah 0 derajat Celcius (temperatur  udara tergantung pada ketinggiannya di atas permukaan air laut). Tapi,  temperatur yang rendah saja belum cukup untuk menciptakan salju. Saat  partikel-partikel air murni tersebut bersentuhan dengan udara, maka air  murni tersebut terkotori oleh partikel-partikel lain. Ada  partikel-partikel tertentu yang berfungsi mempercepat fase pembekuan,  sehingga air murni dengan cepat menjadi kristal-kristal es.  
Partikel-partikel  pengotor yang terlibat dalam proses ini disebut nukleator, selain  berfungsi sebagai pemercepat fase pembekuan, juga perekat antaruap air.  Sehingga partikel air (yang tidak murni lagi) bergabung bersama dengan  partikel air lainnya membentuk kristal lebih besar.  
Jika temperatur udara  tidak sampai melelehkan kristal es tersebut, kristal-kristal es jatuh ke  tanah. Dan inilah salju! Jika tidak, kristal es tersebut meleleh dan  sampai ke tanah dalam bentuk hujan air.  
Pada banyak kasus di  dunia ini, proses turunnya hujan selalu dimulai dengan salju beberapa  saat dia jatuh dari awan, tapi kemudian mencair saat melintasi udara  yang panas. Kadang kala, jika temperatur sangat rendah, kristal-kristal  es itu bisa membentuk bola-bola es kecil dan terjadilah hujan es. Kota  Bandung termasuk yang relatif sering mengalami hujan es. Jadi, ini  sebabnya kenapa salju sangat susah turun secara alami di daerah tropik  yang memiliki temperatur udara relatif tinggi dibanding wilayah yang  sedang mengalami musim dingin.    
Struktur unik salju  
Kristal salju memiliki  struktur unik, tidak ada kristal salju yang memiliki bentuk yang sama di  dunia ini (lihat Gambar SnowflakesWilsonBentley.jpg) – ini seperti  sidik jari kita. Bayangkan, salju sudah turun semenjak bumi tercipta  hingga sekarang, dan tidak satu pun salju yang memiliki bentuk struktur  kristal yang sama!  
Keunikan salju yang  lainnya adalah warnanya yang putih. Kalau turun salju lebat, hamparan  bumi menjadi putih, bersih, dan seakan-akan bercahaya. Ini disebabkan  struktur kristal salju memungkinkan salju untuk memantulkan semua warna  ke semua arah dalam jumlah yang sama, maka muncullah warna putih.  Fenomena yang sama juga bisa kita dapati saat melihat pasir putih,  bongkahan garam, bongkahan gula, kabut, awan, dan cat putih.  
Selain itu, turunnya  salju memberikan kehangatan. Ini bisa dipahami dari konsep temperatur  efektif. Temperatur efektif adalah temperatur yang dirasakan oleh kulit  kita, dipengaruhi oleh tiga besaran fisis: temperatur terukur (oleh  termometer), kecepatan pergerakan udara, dan kelembapan udara.  Temperatur efektif biasanya dipakai untuk menentukan “zona nyaman”. Di  pantai, temperatur terukur bisa tinggi, namun karena angin kencang kita  masih merasa nyaman. Pada saat salju turun lebat, kelembapan udara naik  dan ini memengaruhi temperatur efektif sehingga pada satu kondisi kita  merasa hangat.  
Jadi, Anda bisa mengirim  ungkapan romantis kepada teman Anda, “cintaku sehangat salju”. Kalau  dia tidak paham, kesempatan untuk Anda menjelaskan fenomena ini. Fisika  pun bisa menjadi senjata yang andal bagi mereka yang sedang pedekate.***    
Labels:
artikelbebas
Thanks for reading Fenomena Alam - Salju. Please share...!

