10 Wasiat Untuk Istri
Istri memegang peranan yang sangat penting dalam istana keluarganya.
Maka ia dituntut untuk memahami peranan tersebut lalu
mengaplikasikannya dalam kehidupan berkeluarga. Berikut ada beberapa
wasiat untuk mereka yang berhasrat menjadi istri yang mendambakan
keluarga bahagia. Semoga bisa bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
1.Takwa kepada Allah dan menjauhi maksiat
Bila engkau ingin kesengsaraan bersarang di rumahmu dan
bertunas, maka bermaksiatlah kepada Allah. Sesungguhnya kemaksiatan
menghancurkan negeri dan menggoncang kerajaan. Oleh karena itu jangan
engkau goncangkan rumahmu dengan berbuat maksiat kepada Allah.
Wahai hamba Allah… Jagalah Allah maka Dia akan menjagamu
beserta keluarga dan rumahmu. Sesungguhnya ketaatan akan mengumpulkan
hati dan mempersatukannya, sedangkan kemaksiatan akan mengoyak hati
dan menceraiberaikan keutuhannya.
Karena itulah, salah seorang wanita shalihah jika
mendapatkan sikap keras dan berpaling dari suaminya, ia berkata : "Aku
mohon ampun kepada Allah… Itu terjadi karena perbuatan tanganku
(kesalahanku)… " Maka hati-hatilah wahai saudariku muslimah dari
berbuat maksiat, khususnya :
- Meninggalkan shalat atau mengakhirkannya atau menunaikannya dengan
cara yang tidak benar.
- Duduk di majlis ghibah dan namimah, berbuat riya dan sum'ah.
- Menjelekkan dan mengejek orang lain. Allah berfirman, "Wahai
orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum
yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik
dari mereka (yang mengolok-olokkan) dan janganlah wanita-wanita
(mengolok-olokkan) wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang
diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan. "
(QS. Al Hujurat : 11).
- Keluar menuju pasar tanpa kepentingan yang sangat mendesak dan tanpa
didampingi mahram. Rasulullah bersabda: "Negeri yang paling dicintai
Allah adalah masjid-masjidnya dan negeri yang paling dibenci Allah
adalah pasar-pasarnya. " (HR. Muslim).
- Mendidik anak dengan pendidikan barat atau menyerahkan pendidikan
anak kepada para pambantu dan pendidik-pendidik yang kafir.
- Meniru wanita-wanita kafir. Rasulullah bersabda : "Siapa yang
menyerupai suatu kaum maka ia termasuk golongan mereka." (HR. Imam
Ahmad dan Abu Daud serta dishahihkan Al-Albany).
- Membiarkan suami dalam kemaksiatannya.
- Tabarruj (pamer kecantikan) dan sufur (membuka wajah).
- Membiarkan sopir dan pembantu masuk ke dalam rumah tanpa
kepentingan yang mendesak
2. Berupaya mengenal dan memahami suami
Hendaknya engkau berupaya memahami suamimu. Apa–apa yang
ia sukai, berusahalah memenuhinya dan apa-apa yang ia benci,
berupayalah untuk menjauhinya dengan catatan selama tidak dalam
perkara maksiat kepada Allah karena tidak ada ketaatan kepada makhluk
dalam bermaksiat kepada Al-Khalik (Allah `Azza Wajalla).
3. Ketaatan yang nyata kepada suami dan bergaul dengan baik.
Sesungguhnya hak suami atas istrinya itu besar.
Rasulullah bersabda : "Seandainya aku boleh memerintahkanku seseorang
sujud kepada orang lain niscaya aku perintahkan istri untuk sujud
kepada suaminya." (HR. Imam Ahmad dan Tirmidzi, dishahihkan oleh
Al-Albany).
Hak suami yang pertama adalah ditaati dalam perkara yang
bukan maksiat kepada Allah dan baik dalam bergaul dengannya serta
tidak mendurhakainya. Rasulullah bersabda : "Dua golongan yang
shalatnya tidak akan melewati kepalanya, yaitu budak yang lari dari
tuannya hingga ia kembali dan istri yang durhaka kepada suaminya
hingga ia kembali." (HR. Thabrani dan Hakim, dishahihkan oleh Al-Albany).
Ketahuilah, engkau termasuk penduduk surga dengan izin
Allah, jika engkau bertakwa kepada Allah dan taat kepada suamimu.
Dengan ketaatanmu pada suami dan baiknya pergaulanmu terhadapnya,
engkau akan menjadi sebaik-baik wanita (dengan izin Allah).
4. Bersikap qanaah (merasa cukup)
Kami meninginkan wanita muslimah ridha dengan apa yang
diberikan untuknya baik itu sedikit ataupun banyak. Maka janganlah ia
menuntut di luar kesanggupan suaminya atau meminta sesuatu yang tidak
perlu. Renungkanlah wahai saudariku muslimah, adabnya wanita salaf
radhiallahu `anhunna…Salah seorang dari mereka bila suaminya hendak
keluar rumah ia mewasiatkan satu wasiat kepadanya. Apakah itu? Ia
berkata pada suaminya : "Hati-hatilah engkau wahai suamiku dari
penghasilan yang haram, karena kami bisa bersabar dari rasa lapar
namun kami tidak bisa bersabar dari api neraka…"
5. Baik dalam mengatur urusan rumah tangga
Seperti mendidik anak-anak dan tidak menyerahkannya pada
pembantu, menjaga kebersihan rumah dan menatanya dengan baik dan
menyiapkan makan pada waktunya. Termasuk pengaturan yang baik adalah
istri membelanjakan harta suaminya pada tempatnya (dengan baik), maka
ia tidak berlebih-lebihan dalam perhiasan dan alat-alat kecantikan.
6. Baik dalam bergaul dengan keluarga suami dan kerabat-kerabatnya,
khususnya dengan ibu suami sebagai orang yang paling dekat dengannya.
Wajib bagimu untuk menampakkan kecintaan kepadanya,
bersikap lembut, menunjukkan rasa hormat, bersabar atas kekeliruannya
dan engkau melaksanakan semua perintahnya selama tidak bermaksiat
kepada Allah semampumu.
7. Menyertai suami dalam perasaannya dan turut merasakan duka cita dan
kesedihannya.
Jika engkau ingin hidup dalam hati suamimu, maka
sertailah ia dalam duka cita dan kesedihannya. Renungkanlah wahai
saudariku kedudukan Ummul Mukminin, Khadijah radhiallahu `anha, dalam
hati Rasulullah walaupun ia telah meninggal dunia. Kecintaan beliau
kepada Khadijah tetap bersemi sepanjang hidup beliau, kenangan bersama
Khadijah tidak terkikis oleh panjangnya masa. Bahkan terus
mengenangnya dan bertutur tentang andilnya dalam ujian, kesulitan dan
musibah yang dihadapi. Seorang pun tidak akan lupa perkataannya yang
masyur sehingga menjadikan Rasulullah merasakan ketenangan setelah
terguncang dan merasa bahagia setelah bersedih hati ketika turun wahyu
pada kali pertama : "Demi Allah, Allah tidak akan menghinakanmu
selamanya. Karena sungguh engkau menyambung silaturahmi, menaggung
orang lemah, menutup kebutuhan orang yang tidak punya dan engkau
menolong setiap upaya menegakkan kebenaran." (HR. Mutafaq alaihi,
Bukhary dan Muslim).
8. Bersyukur (berterima kasih) kepada suami atas kebaikannya dan tidak
melupakan keutamaannya.
Wahai istri yang mulia! Rasa terima kasih pada suami
dapat kau tunjukkan dengan senyuman manis di wajahmu yang menimbulkan
kesan di hatinya, hingga terasa ringan baginya kesulitan yang dijumpai
dalam pekerjaannya. Atau engkau ungkapkan dengan kata-kata cinta yang
memikat yang dapat menyegarkan kembali cintamu di hatinya. Atau
memaafkan kesalahan dan kekurangannya dalam menunaikan hak-hakmu
dengan membandingkan lautan keutamaan dan kebaikannya kepadamu.
9. Menyimpan rahasia suami dan menutupi kekurangannya (aibnya).
Istri adalah tempat rahasia suami dan orang yang paling
dekat dengannya serta paling tahu kekhususannya. Bila menyebarkan
rahasia merupakan sifat yang tercela untuk dilakukan oleh siapapun,
maka dari sisi istri lebih besar dan lebih jelek lagi. Saudariku,
simpanlah rahasia-rahasia suamimu, tutuplah aibnya dan jangan engkau
tampakkan kecuali karena maslahat yang syar'i seperti mengadukan
perbuatan dhalim kepada Hakim atau Mufti atau orang yang engkau
harapkan nasehatnya.
10. Kecerdasan dan kecerdikan serta berhati-hati dari kesalahan.
Termasuk kesalahan adalah : Seorang istri menceritakan
dan menggambarkan kecantikan sebagian wanita yang dikenalnya kepada
suaminya. Padahal Rasulullah telah melarang hal itu dalam sabdanya :
"Janganlah seorang wanita bergaul dengan wanita lain lalu mensifatkan
wanita itu kepada suaminya sehingga seakan-akan suaminya melihatnya."
(HR. Bukhary dalam An-Nikah). (Rumah Tangga Tanpa Problema - Syaikh
Mazin Bin Abdul Karim Al-Farih)(Nabilah) [RoIS]
demikian, semoga bermanfaat.