Posted by
One_Esc on
Friday, September 27, 2019
Asal-usul Agama Hindu
Asal-usul Agama
Hindu dimulai dari masuknya Bangsa Arya ke India sejak 1500 SM ke lembah sungai
indus. Masuknya Bangsa Arya ke India membawa perubahan yang sangat besar dalam
tata kehidupan masyarakat India. Perubahan tersebut terjadi karena Bangsa Arya
mengadakan integrasi kebudayaan dengan Bangsa Dravida (suku bangsa asli india) dan
selanjutnya integrasi ini melahirkan agama Hindu.
Bangsa Arya mulai menulis kitab-kitab suci Weda. Kitab
suci ini dituliskan dalam 4 bagian seperti
- Reg Weda, berisi ajaran-ajaran hindu
- Sama Weda, berisi nyanyian-nyanyian/puji-pujian dalam acara keagamaan
- Yajur Weda, berisi doa-doa yang dibacakan ketika upacara keagamaan
- Atharwa Weda. Berisi doa-doa untuk menyembuhkan penyakit
Kasta : penggolongan sistem sosial di masyarakat hindu
berdasarkan keturunan. Kasta (catur warna).
4 kasta yang dimaksud, diantaranya:
- Kasta Brahmana: Keagamaan/pendeta.
- Kasta Ksatria: Pemerintahan/ksatria/bangsawan.
- Kasta Waisya: Petani dan pedagang.
- Kasta Sudra: Kaum pekerja kasar/rakyat biasa.
·
Dewa Brahma sebagai Dewa Pencipta,
·
Dewa Wisnu sebagai Dewa Pelindung,
·
dan Dewa Siwa sebagai Dewa perusak.
Ketiga dewa itu
diberi nama Tri Murti. Tri Murti sendiri berarti yang Maha Kuasa.
Sedangkan dewa-dewa
lainnya yang dipuja seperti Dewi Saraswati sebagai Dewi Kesenian dan Ilmu
Pengetahuan, Dewi Sri sebagai Dewi Kesuburan, dan lain sebagainya.
Umat Hindu
beranggapan bahwa, tempat suci adalah tempat bersemayamnya para dewa, sehingga
umat Hindu terbiasa mengadakan ziarah ke tempat-tempat suci untuk memohon
keselamatan dan kesejahteraan bagi umat di dunia.
Umat Hindu
berziarah ke tempat-tempat suci seperti Kota
Benares, sebuah kota yang dianggap sebagai kota tempat bersemayamnya Dewa
Pelabur (Dewa Siwa). Di samping itu, Sungai
Gangga juga dianggap suci dan keramat oleh umat Hindu. Menurut kepercayaan
merka, air dari Sungai Gangga akan dapat menyucikan segala dosa betapapun
besarnya. Begitu pula tulang dan abu orang mati yang sudah dibakar dibuang ke
dalam Sungai Gangga, agar orang yang meninggal masuk ke dalam surga.
Asal
Usul Agama Budha
diketahui
berdasarkan penelitian ilmiah yang dilakukan para ilmuwan dengan memanfaatkan
berbagai objek pengamatan seperti peninggalan sejarah, cerita-cerita kuno, dan
apa yang tertulis dalam berbagai kitab masa lampau. Dari penelitian tersebut
diketahui bahwa agama Budha terlahir di abad ke-6 SM di Nepal. Orang yang
menjadi pencetusnya adalah seorang ksatria bernama Sidharta Gautama.
Pangeran Siddharta
dilahirkan dalam sebuah keluarga kerajaan. Ayahnya adalah seorang raja yang
memerintah di kota Kapilavasthu.
Ada 2 alasan
munculnya agama budha, yaitu (1) peran kaum Brahmana yang dianggap terlalu
berlebihan dan memonopoli dalam segala kegiatan di masyarakat. Dan (2) tidak
setuju adanya sistem kasta.
Agama ini
didasarkan pada ajaran Sidharta Gautama. Sidharta Gautama digelari sang Budha
(orang yang mendapat pencerahan/yang disinari) karena ia mendapat penerangan
yang sempurna setelah bertapa di tengah hutan pohon bodhi.
Agama Budha tidak
mengakui pembagian kasta dalam masyarakat. Menurut ajaran Budha, setiap orang
punya hak dan kesempatan yang sama untuk mencapati kesempurnaan asalkan ia
mampu mengendalikan dirinya sehingga bebas dari samsara. Penderitaan dapat
dihentikan dengan cara menindas trisna (nafsu).
Nafsu dapat
ditindas melalui delapan jalan (astavidha) yaitu:
1.
Pandangan yang benar
2.
Niat atau sikap yang benar
3.
Berbicara yang benar
4.
Berbuat atau bertingkah lalu yang
benar
5.
Penghidupan yang benar
6.
berusaha yang benar
7.
Memerhatikan hal-hal yang benar
8.
Bersemedi yang benar
Pemeluk agama Budha
wajib melaksanakan tiga ikrar (Tri Ratna), yaitu:
1.
Berlindung kepada Budha
2.
Berlindung kepada Dharma (ajaran)
agama Budha
3.
Berlindung kepada Sanggha
(perkumpulan) masyarakat pemeluk agama Budha.
Kitab Suci agama
Budha yaitu Tripitaka (tiga keranjang) yang terdiri atas
- Vinayapitaka (berisi tentang bermacam-macam aturan hidup dan hukum penentu cara hidup pemeluknya),
- Sutrantapitaka (berisi tentang pokok-pokok wejangan sang Budha),
- Abdidharmapitaka (berisi tentang penjelasan dan kepuasan mengenai sosial beragama atau falsafah beragama).
Agama Budha terbagi
atas dua aliran, yaitu:
- Pertama, Mahayana yang mengajarkan bahwa untuk mencapai Nirwana, setiap orang harus mengembangkan sikap bijaksana dan sifat welas asih.
- Kedua, Himayana yang mengajarkan bahwa untuk mencapai Nirwana, sangat bergantung pada usaha diri melakukan meditasi.
Kendati memiliki 4 hari besar keagamaan, di
Indonesia mungkin kita hanya akrab dengan hari raya Waisyak saja. Hari raya
Waisyak sebagai satu-satunya hari besar keagamaan agama Budha yang menjadi hari
libur nasional ini adalah hari yang digunakan sebagai peringatan 3 peristiwa
penting dalam kepercayaan umat Budha. Ketiga peristiwa penting tersebut antara
lain peringatan kelahiran Sang Budha, hari penerangan sempurna bagi Sang Budha,
dan hari wafatnya Sang Budha.
dari berbagai sumber
dari berbagai sumber