Posted by
One_Esc on
Monday, September 2, 2019
Pra Sejarah
Pra sejarah secara harfiah
berarti "sebelum sejarah", dari bahasa Latin untuk
"sebelum," præ, dan historia. Pra sejarah manusia adalah masa di mana
perilaku dan anatomi manusia pertama kali muncul, sampai adanya catatan sejarah
yang kemudian diikuti dengan penemuan aksara.
Pra-aksara adalah istilah baru
untuk menggantikan istilah prasejarah. Penggunaan istilah prasejarah untuk
menggambarkan perkembangan kehidupan dan budaya manusia saat belum mengenal
tulisan.
Istilah lainnya adalah NirLeka
(nir : tanpa; leka:tulisan) jadi tanpa tulisan.
Berakhirnya zaman prasejarah atau
dimulainya zaman sejarah untuk setiap bangsa di dunia tidak sama tergantung
dari peradaban bangsa tersebut.
Mesir dan Mesopotamia merupakan
peradaban pertama yang mengenal tulisan yaitu sekitar tahun 3000 S.M. Zaman
prasejarah di Indonesia sendiri diperkirakan berakhir pada masa berdirinya
Kerajaan Kutai, sekitar abad ke-5 M; dibuktikan dengan adanya prasasti yang
berbentuk yupa yang ditemukan di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur baru
memasuki era sejarah.
Karena tidak terdapat peninggalan
catatan tertulis dari zaman prasejarah, keterangan mengenai zaman ini diperoleh
melalui bidang-bidang seperti paleontologi, astronomi, biologi, geologi,
antropologi, arkeologi. Dalam artian bahwa bukti-bukti prasejarah didapat dari
artefak-artefak yang ditemukan di daerah penggalian situs prasejarah.
Terbentuknya Bumi dan Kepulauan
Indonesia
Salah satu di antara teori ilmiah tentang terbentuknya bumi adalah
Teori “Dentuman Besar” (Big Bang),
seperti dikemukaan oleh sejumlah
ilmuwan, seperti ilmuwan besar Inggris, Stephen Hawking. Teori ini menyatakan
bahwa alam semesta mulanya berbentuk gumpalan gas yang mengisi seluruh ruang
jagad raya.
Gumpalan gas itu suatu saat meledak
dengan satu dentuman yang amat dahsyat. Setelah itu, materi yang terdapat di
alam semesta mulai berdesakan satu sama lain dalam kondisi suhu dan kepadatan
yang sangat tinggi, sehingga hanya tersisa energi berupa proton, neutron dan
Elektron, yang bertebaran ke seluruh arah.
Ledakan dahsyat itu menimbulkan
gelembung-gelembung alam semesta yang menyebar dan menggembung ke seluruh
penjuru, sehingga membentuk galaksi, bintang-bintang, matahari, planet-planet,
bumi, bulan dan meteorit. Bumi kita hanyalah salah satu titik kecil saja di
antara tata surya yang mengisi jagad semesta.
Sedangkan proses evolusi bumi
dibagi menjadi beberapa periode sebagai berikut.
- Azoikum (Yunani: a = tidak; zoon = hewan), yaitu zaman sebelum adanya kehidupan. Pada saat ini bumi baru terbentuk dengan suhu yang relatif tinggi. Waktunya lebih dari satu miliar tahun lalu.
- Palaezoikum, yaitu zaman purba tertua. Pada masa ini sudah meninggalkan fosil flora dan fauna. Berlangsung kira-kira 350.000.000 tahun.
- Mesozoikum, yaitu zaman purba tengah. Pada masa ini hewan mamalia (menyusui), hewan amfibi, burung dan tumbuhan berbunga mulai ada. Lamanya kira-kira 140.000.000 tahun.
- Neozoikum, yaitu zaman purba baru, yang dimulai sejak 60.000.000 tahun yang lalu. Zaman ini dapat dibagi lagi menjadi dua tahap (Tersier dan Quarter). Zaman es mulai menyusut dan makhluk-makhluk tingkat tinggi dan manusia mulai hidup.
Pada masa Paleozoikum (masa
kehidupan tertua) keadaan geografis Kepulauan Indonesia belum terbentuk seperti
sekarang ini. Di kala itu wilayah ini masih merupakan bagian dari samudra yang
sangat luas, meliputi hampir seluruh bumi. Pada fase berikutnya, yaitu pada
akhir masa Mesozoikum, sekitar 65 juta tahun lalu, kegiatan tektonis itu
menjadi sangat aktif menggerakkan lempenglempeng Indo-Australia, Eurasia dan
Pasifik. Kegiatan ini dikenal sebagai fase tektonis (orogenesa larami),
sehingga menyebabkan daratan terpecah-pecah. Benua Eurasia menjadi pulau-pulau
yang terpisah satu dengan lainnya. Sebagian di antaranya bergerak ke selatan
membentuk pulau-pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi serta pulau-pulau di
Nusa Tenggara Barat dan Kepulauan Banda. Hal yang sama juga terjadi pada Benua
Australia. Sebagian pecahannya bergerak ke utara membentuk pulau-pulau Timor,
Kepulauan Nusa Tenggara Timur dan sebagian Maluku Tenggara. Pergerakan
pulau-pulau hasil pemisahan dari kedua benua tersebut telah mengakibatkan
wilayah pertemuan keduanya sangat labil. Kegiatan tektonis yang sangat aktif
dan kuat telah membentuk rangkaian Kepulauan Indonesia pada masa Tersier
sekitar 65 juta tahun lalu.
Letak Kepulauan Indonesia yang
berada pada deretan gunung api membuatnya menjadi daerah dengan tingkat
keanekaragaman flora dan fauna yang sangat tinggi. Kekayaan alam dan kondisi
geografis ini telah mendorong lahirnya penelitian dari bangsa bangsa lain. Dari
sekian banyak penelitian terhadap flora dan fauna tersebut yang paling terkenal
di antaranya adalah penelitian Alfred Russel Wallace yang membagi Indonesia
dalam dua wilayah yang berbeda berdasarkan ciri khusus baik fauna maupun
floranya. Pembagian itu adalah Paparan
Sahul di sebelah timur, Paparan Sunda di sebelah barat.
Zona di antara
paparan tersebut kemudian dikenal sebagai wilayah Wallacea yang merupakan
pembatas fauna yang membentang dari Selat Lombok hingga Selat Makassar ke arah
utara. Fauna-fauna yang berada di sebelah barat garis pembatas itu disebut
dengan Indo-Malayan region. Di
sebelah timur disebut dengan Australia
Malayan region. Garis itulah yang kemudian kita kenal dengan Garis Wallacea.
Labels:
materi masa purbakala,
sejarah
Thanks for reading Materi 2a : Zaman Pra Sejarah. Please share...!