Posted by
One_Esc on
Monday, November 4, 2019
Reaksi Kerajaan Islam terhadap Kedatangan Portugis dan Spanyol
Sejak
dikuasainya pasar perdagangan rempah-rempah terbesar di Asia tenggara yaitu
Malaka tahun 1511, dikuasainya pusat rempah-rempah oleh Portugis yaitu Maluku
tahun 1526 dan setelah perjanjian Saragosa antara Spanyol dan Portugis.
Terjadilah perlawanan-perlawanan terhadap portugis dan spanyol di wilayah
Nusantara.
Perlawanan
terhadap Portugis
1. Perlawanan kerajaan Aceh yang dipimpin Sultan
Ali Mughayat Syah dan dilanjutkan Sultan Iskandar Muda Perang tersebut
disebabkan oleh persaingan antara kerajaan Aceh dengan Portugis dalam
memperebutkan jalur perdagangan di selat Malaka. Usaha Aceh untuk menying
kirkan Portugis dilakukan dengan cara melengkapi kapal dagangnya dengan
prajurit dan persenjataan, menjalin kerjasama dengan kerajaan Demak, dan
meminta bantuan persenjataan ke Turki, Inggris, Goa dan Gujarat. Dalam perang
tersebut tidak ada yang menang dan yang kalah. Perang berakhir setelah jatuhnya
pelabuhan Malaka ke tangan Belanda tahun 1641.
Sultan ali Mughayat
2.
Perlawanan Kerajaan Demak, untuk menyingkirkan
Portugis dari Malaka, Pangeran Sabrang Lor atau Dipati Unus menghimpun dan
mengirimkan pasukan dari Jawa,Makasar,Lampung dan bekerjasama dengan kerajaan
Aceh untuk merebut pelabuhan Malaka namun gagal karena kalah persenjataan
bahkan Dipati Unus tertembak namun masih selamat sampai di Jawa. Untuk
menghalangi kekuasaan Portugis atas Jawa yaitu Sultan Trenggono (pengganti
Dipati Unus) memperluas kekuasaan ke Jawa Barat dan Jawa Timur.Tetapi Pasuruan
dan Blambangan tidak berhasil ditaklukkan.
3.
Perlawanan Kerajaan Ternate, perlawanan mulai
terjadi sejak tahun 1533 yang dipimpin Sultan Dajalo. Perang ini disebabkan
oleh adanya monopoli perdagangan oleh Portugis, Portugis ikut campur tangan masalah
intern kerajaan serta keserakahan dan kesombongan Portugis yang memandang
rendah penduduk Ternate. Untuk itu Sultan Dajalo menyatukan rakyat Ternate,
Tidore, dan Irian untuk bangkit melawan Portugis. Pasukan Ternate berhasil
membakar benteng dan mendesak pasukan Portugis. Tetapi berkat bantuan pasukan
Portugis dari Malaka yang dipimpin Antonio Galvano perlawanan dapat dipadamkan.
Pada tahun 1565
perlawanan rakyat bangkit lagi, dipimpin Sultan Hairun, pasukan Portugis
terdesak dan minta diadakan perjanjian damai di benteng New Victoria. S Hairun
memenuhi permintaan Portugis namun secara licik Sultan Hairun dibunuh oleh kaki
tangan Portugis di dalam benteng Meninggalnya
Sultan Hairun membuat marah rakyat Ternate perlawanan berkobar lagi dan
lebih besar dipimpin Sultan Baabulah putra Sultan. Pada tahun 1574 benteng
Portugis berhasil direbut dan tanggal 28 Desember 1577 Portugis terusir dari
seluruh Maluku dan melarikan diri ke Timor-timur.
Perlawanan rakyat terhadap Spanyol
1.
Perlawanan Ratu Oki (Minahasa) melawan Spanyol
Perang ini terjadi tahun 1644 sampai 1683.
Perang disebabkan oleh ketidaksenangan anak suku Tombatu terhadap usaha
monopoli perdagangan beras yang dilakukan Spanyol dan kesengsaraan rakyat
akibat ketamakan orang-orang Spanyol. Perang Spanyol dengan Minahasa dilakukan
anak suku Tombatu (toundanow/Tansawang) di daerah Kali dan Batu Lesung atau
sekitar danau Bulilin di bawah pimpinan Panglima Monde suami dari Ratu Oki
sedangkan pihak Spanyol dibantu oleh Raja Loloda Mokoagouw II. Pecah perang
pertama tahun 1643 di Tompaso yang mengakibatkan 40 tentara Spanyol tewas di
kali dan Batu sedang pihak Minahasa panglima Monde beserta 9 tentara gugur.
Namun demikian
pasukan Spanyol dapat dikejar dan berkat bantuan residen VOC, Herman Jansz
Steynkuler berhasil diadakan kesepakatan damai pada 21 September 1694. Pada
kesepakatan tersebut dinyatakan bahwa pasukan Minahasa menguasai Tompaso Baru,
Rumoong bawah, dan Kawangkoan Bawah. sebelum akhirnya menjadi daerah otonom
setingkat kecamatan di masa kekuasaan Belanda karena raja dijadikan pejabat
pemerintahan Belanda.
Labels:
kerajaan islam,
sejarah
Thanks for reading Materi Sejarah 5b : Reaksi Kerajaan Islam terhadap Kedatangan Portugis & Spanyol . Please share...!