Posted by
One_Esc on
Friday, November 22, 2019
Persiapan
Kemerdekaan
pada 1
Maret 1945 dibentuk BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau dalam Bahasa Jepang disebut Dokuritsu
Junbi Cosakai. Badan ini diresmikan pada 29 April 1945 dan
diketuai oleh Dr. Radjiman Wedyodiningrat.
Sebagai
persiapan, BPUPKI melakukan dua kali sidang. Sidang pertama dilakukan pada 29
Mei-1 Juni 1945. Sidang ini menghasilkan rumusan dasar negara Indonesia
(Pancasila) yang dikemukakan oleh Mr. Soepomo, Mr. Muh. Yamin,
dan Ir. Soekarno. Itulah mengapa tiap 1 Juni, sekarang kita peringati
sebagai Hari Lahirnya Pancasila.
Sebagai
tindak lanjut, pada 22 Juni 1945, dibentuk Panitia Kecil sebanyak sembilan
orang (disebut juga Panitia Sembilan) dan mematangkan konsep
Pancasila. Hasilnya dikenal sebagai Piagam Jakarta (Jakarta Charter). Sidang
kedua dilakukan pada 10-14 Juli 1945 menghasilkan rumusan
Undang-Undang Dasar lengkap dengan pembukaannya (preambule).
Pada
tanggal 7 Agustus 1945, BPUPKI diganti menjadi PPKI (Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau Dokuritsu Junbi Inkai dalam
Bahasa Jepang. Panitia ini berjumlah 21 orang dan tugasnya adalah mempersiapkan
kemerdekaan Indonesia.
Berita
Kekalahan Jepang
Perang
Dunia II yang tengah terjadi saat itu ternyata juga membawa dampak buruk bagi
Jepang, Salah satunya adalah peristiwa pengeboman kota Hiroshima dan
Nagasaki di tanggal 6 dan 9 Agustus 1945. Peristiwa tersebut mendorong
Jepang untuk menyerah tanpa syarat kepada sekutu pada 15 Agustus 1945. Berita
tentang kekalahan Jepang menyebar dengan cepat lewat radio dan didengar oleh
tokoh-tokoh muda Indonesia. Bersama dengan Moh. Hatta, golongan muda ini
mengadakan rapat di Pegangsaan Timur.
Rapat
dipimpin oleh Chairul Saleh dan
menghasilkan keputusan yang menjadi dasar proklamasi Indonesia. Hasil ini
disampaikan kepada Bung Karno oleh Wikana dan Darwis, namun terjadi
perbedaan pendapat. Setelah beberapa rapat, akhirnya golongan muda memutuskan
untuk mengasingkan Bung Karno ke luar kota agar tidak mendapat pengaruh dari
Jepang.
Peristiwa
Rengasdengklok
Kalau
kamu pergi ke daerah Kuningan di Jawa Barat, kamu pasti akan melihat papan nama
Rengasdengklok. Bung Karno dan Bung Hatta diungsikan ke Rengasdengklok, Jawa
Barat oleh para pemuda. Mereka dijemput pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul
4.30 WIB oleh rombongan golongan muda. Mereka diasingkan karena meminta para
pemuda untuk sabar dalam mengumumkan proklamasi. Sementara itu, di Jakarta akan
dilaksanakan rapat anggota PPKI di gedung Pejambon 2.
Ahmad
Soebardjo yang saat itu mencari keberadaan Bung Karno dan Bung Hatta-pun
diberangkatkan ke Rengasdengklok untuk bertemu dan berunding dengan mereka.
Akhirnya Soebardjo berjanji jaminan nyawa kepada golongan muda bahwa Proklamasi
Kemerdekaan akan diumumkan pada keesokan harinya selambat-lambatnya pukul 12.00
WIB. Dengan jaminan itu, akhirnya Ir. Soekarno dan Moh. Hatta dilepaskan.
Perumusan
Naskah Proklamasi
Dari
Rengasdengklok, rombongan tiba kembali di Jakarta pukul 23.30 WIB. Pasti kamu
kebanyang ‘kan bagaimana lelahnya Bung Karno dan Bung Hatta?
Akhirnya mereka memutuskan untuk istirahat sebentar di rumah masing-masing.
Setelah itu, Soekarno-Hatta pergi ke rumah Laksamana Tadashi Maeda sesuai dengan usulan Ahmad
Soebardjo. Walaupun orang Jepang, laksamana ini memiliki kedekatan dengan
tokoh-tokoh Indonesia dan beliau memberi jaminan keselamatan.
Sebelum
merumuskan naskah proklamasi, Soekarno-Hatta menemui Mayor Jendral Nishimura
untuk menanyakan sikapnya mengenai Proklamasi Kemerdekaan. Sayangnya, tidak ada
kesepakatan dalam pertemuan tersebut karena Jepang yang sudah menyerah kepada
sekutu, sehingga mereka tidak dibolehkan untuk mengubah keadaan politik di
Indonesia sampai kedatangan sekutu. Akhirnya Soekarno-Hatta memutuskan untuk
melanjutkan pembuatan naskah proklamasi.
Kata
“Proklamasi” adalah sumbangan pemikiran Soekarno,
kalimat pertama adalah sumbangan pemikiran Ahmad Soebarjo, dan
kalimat terakhir merupakan sumbangan pemikiran Hatta. Teks itu
kemudian diberi saran dan sedikit perubahan oleh Sukarni, lalu
diketik oleh Sayuti Melik. Terakhir,
Sukarni memberi usulan bahwa naskah ini sebaiknya ditandatangani oleh Soekarno
dan Hatta atas nama bangsa Indonesia. Pada pukul 04.30 WIB konsep naskah
proklamasi selesai disusun.
Semula,
pembacaan teks Proklamasi akan dilaksanakan di lapangan tersebut. Dulu, namanya
adalah Lapangan Ikada. Namun, Bung Karno merasa jika diadakan di
tempat yang luas dan ramai, hal itu dapat menimbulkan bentrokan antara rakyat
dengan pihak militer Jepang. Kemudian ia mengusulkan untuk menyelenggarakan
proklamasi di rumahnya di Jl. Pegangsaan Timur No. 56.
Proklamasi
Kemerdekaan RI
Detik-detik
menuju proklamasi kemerdekaan RI semakin dekat. Setelah disepakati, Proklamasi
akan dibacakan pada pukul 10.00 WIB di rumah Ir. Soekarno. Moh. Hatta berpesan
kepada para pemuda yang bekerja di kantor pers, B.M. Diah untuk memperbanyak naskah teks proklamasi dan
menyiarkan ke seluruh dunia.
Pagi
harinya rumah Soekarno sudah dipadati oleh banyak orang. Shudanco Latief
Hendraningrat menugaskan anak buahnya untuk berjaga-jaga di sekitar rumah Ir.
Soekarno. Bung Karno menunggu kedatangan Bung Hatta untuk membacakan naskah
tersebut. Setelah Bung Hatta datang, upacara dimulai.
Pengibaran
bendera dilakukan oleh S. Suhud dengan
bantuan Shudanco Latief Hendraningrat.
Bendera merah putih yang dikibarkan dijahit oleh Fatmawati, istri Bung Karno. Upacara
berlangsung syahdu karena tanpa dikomando para hadirin spontan menyanyikan
Indonesia Raya ketika bendera dikibarkan.
Penyebarluasan
Berita Proklamasi RI
Berita
proklamasi disebarluaskan melalui siaran radio dari kantor berita Domei. Mendengar
berita ini, pihak Jepang melarang penyiaran berita proklamasi itu. Kemudian
pada tanggal 20 Agustus 1945 alat pemancar di Domei diputus dan disegel
sehingga pegawainya dilarang masuk. Tanpa kehilangan akal, para pemuda kemudian
membuat alat pemancar baru yang mereka ambil dari alat-alat pemancar dari
kantor berita Domei. Alat pemancar ini dibawa ke Menteng dan berita tersebut
segera disiarkan ke seluruh Indonesia. Selain dari radio penyebaran berita
proklamasi dilakukan lewat pers dan surat selebaran. Hampir seluruh harian Jawa
pada tanggal 20 Agustus 1945 memuat berita proklamasi dan Undang-Undang Dasar
Negara Indonesia.
Labels:
materi sejarah,
proklamasi,
sejarah
Thanks for reading Materi 7 Sejarah : 7b Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Please share...!